About Me

My photo
Mari kita segera bersujud, Mohon ampun atas segalanya

Monday, October 03, 2005

GREAT MOTIVATION



Inspirator :
Orang yang berhasil bukan dilihat dari berapa banyak uang yang mereka peroleh, tapi berapa banyak uang yang dapat ia tabung, dan dapat menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran.


"JANGAN TERLALU OTIMISTIS, TAPI JUGA JANGAN PESIMISTIS"

"Buat perusahaan yang sudah telanjur bagus kinerjanya, tentu tidak ada alasan untuk pesimis menghadapi tahun mendatang, apalagi kalau kinerja yang bagus itu sudah terbukti bukan hanya untuk tahun terakhir, tetapi sudah terbukti untuk tiga-lima tahun terakhir."

"Itu merupakan bukti yang nyata, betapa manajemen mampu mengelola perusahaan dengan baik dan karenanya diperkirakan masih akan terus mengelola dngan baik untuk tahun-tahun mendatang juga."

"Saya selalu mengatakan bahwa masa lalu hanyalah sejarah. Memang tidak dapat disangkal, bahwa menelaah laporan kinerja masa lalu adalah sangat penting, karena bagaimanapun bisa memberikan gambaran tentang apa yang telah terjadi, tetapi masa lalu tidak memberikan jaminan akan masa depan."

"Kalau masa lalunya gemilang, belum tentu masa depannya gemilang, karena perusahaan memang terus menerus harus menghadapi badai, bukan hanya yang dari dalam, tetapi khususnya yang dari luar. Industri sepatu yang pernah menjadi primadona kita, tidak pernah mengira akan turun pamornya secepat ini. Juga industri tekstil yang sama padat karyanya, dengan cepat kehilangan daya saing. Bukan hanya penjualan menurun, tetapi susah menghasilkan laba."

"Maka manajemen memang harus mencermati secara terus menerus apa yang akan terjadi di masa depan, khususnya perubahan selera konsumen, perubahan pola membeli, banyaknya pesaing baru yang masuk pasar, perubahan indicator makro dan seterusnya."

"Kalau di masa lalu, pertumbuhan penjualan rata-rata 20% setahun, itu sama sekali tidak berarti, bahwa dalam tahun mendatang penjualan juga akan tumbuh 20%. Tidak bisa begitu saja dilakukan ekstrapolasi dari kecenderungan masa lalu. Sebaliknya meskipun pertumbuhan masa lalu hanya 10% setahun, bukan tidak mungkin untuk mendongkrak penjualan hingga bisa tumbuh 30% atau lebih."

Realistis
"Manajemen harus mengambil sikap yang realistis dalam menghadapi masa depan. Dalam membuat proyeksi, tentu harus menengok kebelakang, melihat kemampuan sendiri, melihat keberhasilan dan kegagalan masa lalu, kemudian menetapkan sasaran yang diharapkan dan sekaligus juga memutuskan apa yang hendak dilakukan guna menunjang tercapainya sasaran yang diharapkan."

"Sayang sekali bahwa seringkali sasaran terlalu tinggi, meskipun adakalanya kita melihat kenyataan yang lebih baik atau bahkan jauh lebih baik dari rencana. Itu bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak terduga, misalnya pabrik pesaing terbakar, atau bisa juga disebabkan oleh proyeksi yang terlalu pesimis."

"Dalam sebagian besar dari kasus, pencapaian hampir selalu di bawah sasaran. Adakalanya manajemen berpendapat, bahwa kalau sasaran ditetapkan terlalu rendah, maka departemen penjualan tidak akan melakukan usaha-usaha khusus yang gigih untuk mencapainya. Sebaliknya kalau pencapaian ternya-ta jauh dari sasaran, maka hal itu juga akan mengakibatkan kekecewaan dan melumpuhkan semangat."

"Pencapaian dalam kisaran 10% diatas atau dibawah sasaran, boleh dikatakan cukup realistis. Tentu saja investor dan pemegang saham akan senang sekali, kalau pencapaian melampaui sasaran, sebaliknya investor dan pemegang saham akan meminta pertanggungjawaban manajemen, sekiranya pencapaian meleset jauh dari harapan."

"Karena itu dalam membuat perkiraan untuk tahun mendatang, kita tidak boleh terlalu optimistis, meskipun kita juga tidak boleh pesimistis. Pada waktu sebuah hotel baru yang megah berdiri disamping hotel kita, biasanya nyali sudah menciut, bersamaan dengan itu proyeksi juga menciut."

"Maka dibuatlah proyeksi tingkat hunian yang lebih rendah dari sekarang, sekaligus juga tarif kamar yang lebih rendah."

Persaingan ketat

"Tidak dapat disangkal, bahwa bertambahnya supply akan berarti persaingan yang lebih ketat dan menurut hukum ekonomi, harga akan cenderung turun. Itu akan terjadi kalau supply yang telah ada tidak berbuat apa-apa, tetapi ancaman bisa menjadi hikmah, karena tidak sedikit perusahaan yang justru menjadi lebih maju setelah menghadapi ancaman."

"Ancaman memang harus disikapi dengan bijaksana, bukan dengan pesimisme, karena pesimisme tidak menjadi jalan keluar. Justru akan melemahkan semangat kita untuk berjuang menghadapi ancaman dan memenangkan perang bisnis."

"Dalam keadaan terjepit orang pasti akan berfikir dan mencari jalan terbaik, setidak-tidaknya untuk bertahan hidup."

"Dalam kenyataan tidak sedikit perusahaan tutup, karena sudah tak mampu bersaing lagi. Bank harus menghadapi kenyataan pahit, meskipun masih punya jaminan, yang belum tahu kapan dapat dicairkan dan belum tentu cukup untuk menutup pokok utang saja tanpa bunga. Karena itu bank juga harus membantu dan memberikan dorongan kepada perusahaan, untuk terus menerus mencari jalan keluar dari kesukaran yang dialaminya."

"Itu tidak berarti, bahwa bank harus memberikan tambahan kredit lagi kepada perusahaan yang sudah berada dalam kesulitan, mungkin bisa menolong, tetapi mungkin juga bisa lebih mencelakakan."

"Proyeksi yang realistis tidak hanya penting bagi investor dan pemegang saham, tetapi juga bagi kreditur, karena kreditur tidak boleh terlalu tergantung pada nilai jaminan, apalagi kalau jaminan itu berupa tagihan atau stok barang, tetapi memang harus lebih tergantung pada proyeksi arus dana."

"Tidak jarang bank bersikap terlalu optimis juga, sehingga semuanya tampak indah pada waktu kredit dikucurkan. Waktu memberikan kredit modal kerja, lebih mudah bagi bank untuk melihat kinerja perusahaan yang sekarang dan memperkirakan kinerja untuk masa mendatang, tetapi dalam memberikan kredit investasi, keadaannya sangat berbeda."

"Selesainya tambahan fasilitas produksi tidak otomatis meningkatkan penjualan dalam jumlah yang sebanding dan jangan lupa meskipun dalam soal produk consumer food, yang kebutuhannya tidak terbatas, tidak akan semudah itu menembus pasar hanya dengan bekal optimisme saja."

"Optimistis itu perlu, bahkan sangat perlu. Seorang usahawan yang tidak punya optimisme dan tak punya daya juang, sebaiknya menjadi karyawan saja, tetapi sebaliknya optimisme yang terlalu besar bisa mencelakakan dalam waktu yang sangat pendek."

"Perusahaan yang sudah berjalan baik, bisa dengan cepat berubah menjadi buruk, hanya karena optimisme yang berlebihan, membuat manajemen mengambil tindakan-tindakan yang ceroboh."
"Karena itu jangan terlalu optimistis, tetapi jangan pesimis juga dalam menantang tahun depan. Setiap tahun yang baru itu penuh harapan, penuh kesempatan. Marilah kita mempergunakan kesempatan yang ada sebaik mungkin."
Created : Riyo_keren

No comments: