About Me

My photo
Mari kita segera bersujud, Mohon ampun atas segalanya

Friday, October 20, 2006

Selamat Idul Fitri






(Jaelani Mohon di maafkan)

Sunday, October 15, 2006

Ungkpan Untuk Istri

Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta


Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlahistri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplahwajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharianini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap,Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari,barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.

Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisamerasakan betapa segar udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkalibelum benar benar menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentarlagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengantangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baruberganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Andapula yang harus mencucinya.

Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tentang dia? Masihkah Andamemimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepadaanak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat yangsama Anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santundalam bicara, tulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalanitugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnyabukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.

Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorangperempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentusaja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentakanak-anak dengan mata rnembelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak Andamelihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernahmenyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar. Begitu pulamanakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuktidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaatitulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita rnenjeritkarena cubitannva yanq bikin sakit.


Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak bolehbermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapiistri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia jugabutuh diakui, meski tak pernah meminta kepada Anda. Sementaragejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang maumendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranyaberupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akuikeberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimusendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang suaminyatidak terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasiyang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karenaNabi Saw. tak mau mendengar melainkan semata karena dibakar apikecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam menghadapi 'Aisyah yangsedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yangdipecahkan.



Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita. Ketika kitamenginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatanyang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalammenghadapi anak-anak setiap hari. Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun ia.


Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Karenanya, marilahkita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telahmelewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu.lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedarUntuk menqucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan katayang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapabanyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkahbersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangatyang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta.Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minumanhangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?"


Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkinsekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkinjuga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau kitaterlibat dengan pekerjaan di dapur, rnemandikan anak, atau menyuapi simungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly;tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlaskarena Allah, tak ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akanmendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah.Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas,ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakanyang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan kitauntuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata duka yang menetes darikedua kelopaknya.

Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telingabaginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yangkita berikan kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya,Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku."


Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ias ejenak untuk meneruskan istirahatnya. Hembusan udara dingin yang mungkinbisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya.Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia,sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.

Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah kita ingatkembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri kita. "Wahaimanusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka".

Ketahuilah," kata Rasulullah Saw.melanjutkan, 'kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dankalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepadaAllah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untukselalu berbuat baik. "Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah.

Kelak kitaharus melaporkan kepada Allah Taala bagaimana kita menunaikan amanah dari-Nya, apakah kita mengabaikannya sehingga gurat-gurat an dengan cepatrnenggerogoti wajahnya, jauh lebih awal dari usia yang sebenarnya?Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri ? Saya tidak tahu. Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai suami Saya sudah cukup baik. Jangan-jangan tidak ada sedikit pun kebaikan di mata istri.Saya hanya berharap istri saya benar-banar memaafkan kekurangan saya sebagai suami. Indahya, semoga ada kerelaan untuk menerima apa adanya.

Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya.Semoga Anda bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda.


Sunday, October 01, 2006

APA PANTAS BERHARAP SURGA?

Apa Pantas Berharap Surga

Sholat Dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek saja agar lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan: "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan". Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?

Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.

Baca Qur'an sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan mknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-yat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman?

Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.

Bersedekah jarang, begitu juga infak. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah?

Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lain. Juga bukan semata teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh , tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri. Detik demi detik dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini? Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullah kelak?

Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara sendiri?

Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah?

Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah?

Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru
merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka? Jangan tunggu penyesalan, tunjukkan bekas-bekas Ramadhan ...Tahun tahun yang lalu.....



Wassallam


yang lemah

Antara Jilbab Syar'i & Funky

" EMBUN TAUSHIYAH "

Sesungguhnya agama Islam memerintahkan setiap orang muslim agar mencintai saudaranya bagaikan mencintai dirinya sendiri, kemudian menghindari mereka dari keburukan sebagaimana ia menghindarkan diri daripadanya, nasehat menasehati demi menta'ati kebenaran yang telah didatangkan dari Allah dan Rasul-Nya, baik itu berupa perintah maupun larangan, dengan hati rela mematuhinya.

Di saat agama Islam tiba dan kaum Jahiliyah membenci bayi perempuan, bahkan tega buah hati sendiri dikubur hidup-hidup, tidak memberikan harta warisan kepada wanita, terkadang mempusakai wanita bagaikan harta yang lain dengan jalan paksa.

Maka Allah serta Rasul-Nya melarang perbuatan keji tersebut, menjaga dan mengangkat derajat wanita bagaikan mutiara berharga, dengan memberikan hak-haknya sebagaimana agama menghormati dan memberikan hak-haknya kepada seorang lelaki.Demi kesucian masyarakat serta demi keutuhan dan kehormatan seorang muslimah dari kemaksiatan dan dari kecerobohan orang jahil, maka Islam menganjurkan perkawinan dan mengharamkan perbuatan zina.

Maka demi kesucian dan keutuhan, Allah Maha Penyayang memerintahkan para muslimah agar mengenakan hijab [jilbab], supaya berada di sisi Allah, dan ditempat sejauh mungkin dari perbuatan keji yang dapat menimpa pada diri kaum muslimah.

Simak baik-baik ayat Al Qur'an ini :

" Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan pehiasaannya kecuali yang biasa nampak dari pandangan. Dan hendaklah mereka menutupkan kainkerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau kepada ayah mereka, atau putra-putra mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra suami mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan [terhadap kaum wanita], atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat kaum wanita. dan janganlah mereka memukul kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung ". [Qs An Nur : 31]

Bagaimana jilbab yang dimaksud dalam ayat diatas, setidaknya harus memenuhi syarat-syarat hijab atau jilbab sebagai berikut dan inilah jilbab yang syar'i dan benar :

" Menutupi seluruh tubuh, sebagaimana yang difirmankan Allah, 'Hendaklah mereka itu mengeluarkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka " . [Qs Al Ahzab : 59]

Maksud daripada berhijab adalah untuk menutup tubuh wanita dari pandangan laki-laki. Jadi, bukan yang tipis, yang pendek, yang ketat, atau berkelir serupa dengan kulit, maupun yang bercorak dan yang bersifat mengundang penglihatan laki-laki.Harus yang longgar, sehingga tidak menampakkan tempat-tempat yang menarik pada anggota tubuh.Tidak diberi wangi-wangian,

hal ini telah diperingatkan olehRasulullah saw :

" Sesungguhnya seorang wanita yang memakai wangi- wangian kemudian melewati kaum [laki-laki] bermaksud agar mereka mencium aromanya, maka ia telah melakukan perbuatan zina ". [HR Tirmidzi]

" Pakaian wanita tidak boleh menyerupai laki-laki, 'Nabi saw melaknat laki-laki yang mengenakan pakaian wanita, dan seorang wanita yang mengenakan pakaian laki-laki ". [HR Abu Dawud dan An Nasai].


" Tidak menyerupai pakaian orang kafir, 'Siapa yang meniru suatu kaum, maka ia berarti dari golongan mereka ". [HR Ahmad]



Berpakaian tanpa bermaksud supaya dikenal, baik itu dengan mengenakan pakaian yang berharga mahal maupun yang murah, jika niatnya untuk dibanggakan karena harganya ataupun yang kumal jika bermaksud agar dikenal sebagai orang yang ta'at [riya'].

" Siapa yang mengenakan pakaian tersohor [bermaksud supaya dikenal] di dunia, maka Allah akan memberinya pakaian hina di hari Kiamat, lalu dinyalakan api pada pakaian tersebut. " [HR Abu Dawud]

Sungguh fenomena jilbab pada saat sekarang, membuat kita di satu sisi patut bersyukur, wanita sudah tidak malu lagi untuk berjilbab di manapun tempatnya sehingga jilbab benar-benar telah membudaya di masyarakat dan dianggap sesuatu yang lumrah. Namun di sisi lain jilbab yang sesungguhnya harus memenuhi prasyarat jilbab syar'i sebagaimana tersebut di atas seakan telah berubah fungsi dan ajaran, banyak sekali dan telah bertebaran dimana-mana jilbab yang bukan lagi syar'i tapi lebih terkesan trendy dan mode atau lebih dikenal dengan jilbab funky yang kebanyakan dari semua itu adalah menyimpang dari syarat-syarat syara' jilbab yang sebenarnya.

Diantara penyimpangan-penyimpangannya yang ada, antara lain :

Tidak ditutupnya seluruh bagian tubuh. Seperti yang biasa dan di anggap sepele yaitu terbukanya bagian kaki bawah, atau bagian dada karena jilbab diikatkan ke leher, atau yang lagi trendy, remaja putri memakai jilbab tapi lengan pakaiannya digulung atau dibuka hingga ke siku mereka.Sering ditemui adanya perempuan yang berjilbab dengan pakaian ketat, pakaian yang berkaos, ataupun menggunakan pakaian yang tipis, sehingga walaupun perempuan tersebut telah menggunakan jilbab, tapi lekuk-lekuk tubuh mereka dapat diamati dengan jelas.

Didapati perempuan yang berjilbab dengan menggunakan celana panjang bahkan terkadang memakai celana jeans. Yang perlu ditekankan dan telah diketahui dengan jelas bahwa celana jeans bukanlah pakaian syar'i untuk kaum muslimin, apalagi wanita.Banyak wanita muslimah di sekitar kita yang memakai jilbab bersifat temporer yaitu jilbab dipakai hanya pada saat tertentu atau pada kegiatan tertentu, kendurian, acara pengajian kampung dsb, setelah itu jilbab dicopot dan yang ada kebanyakan jilbab tersebut sekedar mampir alias tidak sampai menutup rambut atau menutup kepala.

Terkadang, kalau ditanyakan kepada mereka, mengapa kalian berbuat [melakukan] yang demikian, tidak memakai jilbab yang syar'i, padahal telah mengetahui bagaimana jilbab yang syar'i, sering didapati jawaban, 'Yaa, pengen aja ', atau 'Belum siap ', atau 'Mendingan begini daripada tidak memakai jilbab sama sekali ', atau ' Jilbab itu khan tidak hanya satu bentuk, jilbab khan bisa dimodifikasi yang penting khan menutup aurat ' terkadang didapati juga jawaban, 'Kok kamu yang ribut, khan emang sudah menjadi mode yang seperti ini!'Padahal, dituntutnya jilbab dengan syarat-syarat yang telah ditentukan sesuai dengan hukum syara' yang disebutkan di atas, sesungguhnya akan membawa kebaikan bagi kita sendiri, baik di dunia maupun di akhirat dan bukan didasari atas nafsu atau ditujukan untuk mengekang kita.Janganlah sampai suatu kaum, dimana mereka meremehkan perempuan-perempuan/muslimah yang berjilbab hanya karena memakai pakaian/jilbab yang tidak sesuai dengan hukum syara'.Apabila kaum telah meremehkan hal ini, maka bagaimana dengan pandangan [penilaian] Allah dan Rasul-Nya terhadap wanita yang seperti ini ? Tidakkah ada bedanya antara perempuan yang berjilbab dengan perempuan yang tidak berjilbab ?

Mudah- mudahan Sekilas kata2 diatas jadi renungan serta bermanfaat & kita termasuk Orang yang benar benar beriman & bertaqwa..serta dijauhkan dari siksa api neraka ....amiiin....amiiin... ya Robbalamin..


Wassalam

Yang Lemah